Senin, 18 Juni 2012

Mengapa Batita Hobby Menggigit ?



“Aduh adek  koq suka gigit-gigit sich?;  Sayang jangan gigitin mainan itu donk,  itu kan kotor !” rasanya tidak sedikit orang tua yang merasa cemas saat si buah hati mulai menggeluti hobby barunya yakni menggigit. Berdasarkan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud, kepribadian individu sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari. Permasalahan ini berkaitan dengan tahapan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud yakni  :   Tahap Oral  yang berlangsung pada usia 0 sampai 18 bulan, dimana kesenangan bayi terpusat disekitar mulut, seperti mengunyah, menghisap, dan menggigit yang merupakan sumber kesenangan anak. Sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah makanan. Makan meliputi stimulasi terhadap bibir dan rongga mulut serta menelan. Kemudian setelah gigi tumbuh maka mulut dipakai untuk menggigit dan mengunyah. Dua aktifasi oral ini merupakan prototype bagi banyak ciri karakter yang berkembang dikemudian karakter.

Berkaitan dengan permasalahan ini, kira-kira apa yang menjadi penyebabnya ??  Berikut beberapa faktor yang memicu mengapa batita senang menggigit, yaitu :
  • Fase tumbuh gigi. Dalam fase tumbuh gigi, batita sering merasakan gatal pada  bagian gusinya, untuk meredakan hal ini biasanya batita sering menggigit secara berulang-ulang tujuannya adalah  untuk merasakan sedikit kenyamanan.
  • Kemampuan berpikir sederhana. Batita belum mengerti alasan mengapa ia harus mengigit dan apa resikonya, tidak ada maksud untuk menyakiti siapapun ia hanya mencoba. Apabila ia mendapatkan respon yang berlebihan maka ada kemungkinan hal ini justru diulangi agar mendapat perhatian.
  • Ekspresi emosi. Karna belum mampu mengelola emosi, biasanya batita mengigit untuk meluapkan emosi yang ia rasakan seperti marah, gemas,kesal bahkan gembira.
  • Kendala bahasa. Karna batita belum mampu  berkomunikasi dengan lingkungannya, maka saat ia merasa frustasi ia cenderung mengekspresikannya dengan menggigit.
Setelah mengetahui beberapa faktor penyebabnya, maka selanjutnya langkah-langkah apa  yang harus dilakukan oleh orang tua agar permasalahan ini tidak berlanjut dan mengganggu tahapan perkembangan anak selanjut nya ? Berikut hal-hal yang dapat dilakukan :
  1. Observasi perilaku anak. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan secara detail mengenai stimulus apa yang menyebabkan anak berespon dengan menggigit. Misalnya saat mainannya direbut, batita cenderung menggigit objek yang ada didekatnya.
  2. Menggali informasi. Cari tau alasan anak menggigit dengan memberi sebuah pertanyaan pada anak ? Misalnya : “Adek tadi kenapa tadi menggigit tangan mama?  Adek kesal sama mama ?”  dengan begitu orang tua dapat mengetahui motif apa yang menyebabkan anak suka mengigit. Hal ini jg penting untuk dibiasakan agar anak terlatih untuk mengungkapkan emosi secara tepat dengan alasan bukan dengan tindakan.
  3. Berikan solusi. Apabila orang tua sudah mengetahui alasan mengapa anak suka menggigit maka sebaiknya beri solusi yang tepat. Pada anak dengan fase tumbuh gigi berikan teether/mainan khusus dari bahan plastic yang lembut untuk digigit dan pastikan steril.
  4. Alihkan pada aktivitas lainnya. Apabila anak menggigit karna kesal, maka sebaiknya orang tua segera mengalihkan perhatian anak pada aktivitas lainnya, akan lebih bagus apabila orang tua tahu apa mainan kegemaran anak. Sehingga saat ia merasa marah atau kesal akibat sesuatu dan mulai menunjukan gejala akan menggigit maka alihkan perhatiannya pada mainan kegemarannya tersebut.
  5. Kelola Emosi Positif. Orang tua sebaiknya tidak menunjukan perilaku marah saat anak terlihat menggigit suatu objek di dekatnya sekalipun itu adalah teman atau saudaranya. Sebab kecenderungan anak senang apabila mendapat perhatian, jadi sikapi secara wajar perilaku anak tanpa harus panic dan berteriak keras. Hal ini dapat memberikan contoh pada anak mengenai prilaku yang tepat bukan agresif.
Dalam permasalahan ini bisa saja terbalik, justru anaklah yang menjadi korban digigit oleh anak lainnya. Lalu bagaimana cara mengatasinya ? ..Berikut tips yang bisa orang tua lakukan :
  • Pisahkan anak dari teman/ saudara yang mengigitnya sesegera mungkin.
  • Jangan terlalu memperbesar masalah dengan memarahi anak yang menggigit anak Anda, namun jelaskan secara tepat bahwa perilaku yang barusan ia lakukan salah dan ajarkan untuk meminta maaf.
  • Apabila anak menangis maka tenangkan dia dengan memeluknya. Hal ini penting karna orang tua adalah sumber perlindungan bagi anak, dan berikan arahan bahwa tindakan yang dilakukan teman/saudaranya yang mengigit dia itu adalah tindakan yang salah dan tidak boleh dilakukannya karna bisa menyakiti orang lain.
Gambaran diatas merupakan salah satu cuplikan kecil bagi beragam permasalahan orang tua dalam mengurus dan mengasuh anak. Untuk itu marilah kita mulai ajarkan anak dengan perilaku positif sehingga anak memiliki modal perilaku yang baik dalam menapaki tahapan perkembangannya dimasa yang akan datang dengan cara yang positif.

Kamis, 03 Mei 2012

ANAK TIDUR MENGIGAU ? ..KENAPA YACH ?

Mengigau adalah sebuah prilaku yang tidak hanya ditampakan oleh orang dewasa, anak-anak pun sering juga mengalaminya.  istilah medis dikenal sebagai somniloquy, dapat terjadi baik pada tahap tidur REM maupun tidur non-REM. Ketika mengigau terjadi selama tidur REM (tahapan tidur dimana kita biasa bermimpi), hal tersebut disebabkan oleh karena pengaktifan sesaat mulut dan pita suara yang biasanya berada dalam keadaan tidak aktif ketika kita sedang tidur, sehingga kata-kata yang "diucapkan" oleh seseorang dalam mimpinya secara tidak sengaja ikut dituturkan dengan suara keras. 

Mengigau juga dapat terjadi ketika seseorang menjadi setengah sadar ketika peralihan dari tahap tidur satu ke tahap tidur yang lain. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang mengigau selagi tidur kebanyakan hanya berbicara dalam waktu yang singkat, yang biasanya berlangsung hanya selama satu atau dua detik saja.


Bagi para orang tua tidak perlu terlalu khawatir terhadap permasalah ini, akan lebih baik apabila kita selidiki terlebih dahulu kira-kira hal apa yang mungkin menjadi pemicu sang buah hati mengigau saat tidur.  Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa jadi menjadi penyebab  mengapa buah hati Anda mengigau, yakni :


Anak mengalami peristiwa/ kejadian berkesan.
Peristiwa berkesan dapat timbul pada anak baik itu yang menyenangkan, menakutkan, membuatnya merasa cemas, atau  hal-hal lain yang dirasakan olehnya dan tersimpan dalam memori otaknya. Oleh karna itu sering kali kita jumpai ekspresi wajah yang berbeda saat anak tertidur, kadang tersenyum, marah atau terlihat takut. Contoh anak merasa terkejut saat melihat badut diacara pesta ulang tahun  sehingga terbawa dalam ingatannya terus menerus dsb.


Anak tidur dalam kondisi lelah karna terlalu banyak aktivitas.
Bermain memang memiliki peran penting bagi perkembangan anak, namun waktu bermain yang berlebihan dapat menguras kondisi fisik anak menjadi capek, terlebih aktivitas bermain yang penuh dengan aktivitas gerak ini dilakukan menjelang saat tidur. Contoh anak bermain perang-perangan  atau bermain petak umpet dsb.


Anak memiliki keinginan yang belum terpenuhi.
Terkadang anak memiliki dorongan yang cukup besar  terhadap hal tertentu. Nah hal ini akan terbawa dalam pikiran bawah sadarnya saat ia tertidur  apabila keinginan tersebut belum terpenuhi. Misalnya anak dilarang untuk makan ice cream  atau dilarang bermain bola di lapangan dsb.


Mengigau dapat saja dikatakan wajar, namun setelah kita mengetahui beberapa faktor diatas sebagai orang tua hendaknya  kita melakukan evaluasi mengenai kegiatan sehari-hari anak dan  juga harus membantu mereka dalam mengatasi permasalahannya ini. Kita menyadari bahwa setiap anak itu berbeda maka kita dapat membantu mereka dengan cara yang berbeda-beda pula , berikut beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan :


Beri ketenangan pada anak.
Ketika seorang anak mengigau, lalu menangis bahkan apabila ia berteriak histeris maka sebaiknya orang tua memberi ketenangan dengan mendekap anak dengan maksud memberi perhatian dan perlindungan yang aman dari kondisi anak.


Bawa anak pada kondisi siap menjelang tidur.
Anda bisa membiasakan untuk menemani anak saat menjelang tidur seperti dengan membacakan dongeng, atau  ajak anak bercakap-cakap mengenai hal-hal yang dilakukannya hari ini dan rencana apa yang dilakukan besok. Sehingga anak merasa siap untuk beristirahat dan tidak merasa lelah saat tertidur.


Jalin komunikasi dengan anak.
Bagi Anda para orang tua, sisihkan waktu Anda untuk saling sharing dengan anak, terutama yang berkaitan dengan permasalahan dan kebutuhan sehari-hari yang dialami oleh anak. Dengan demikian secara tidak langsung kita  mengajarkan anak untuk bersikap terbuka, misalnya anak memiliki keinginan untuk diantar ke sekolah oleh Anda bukan oleh si bibi.


Upayakan  waktu tidur yang cukup
Seorang anak belum memiliki kemampuan untuk mengatur kapan ia harus tidur, kapan harus sekolah dan kapan ia dapat bermain. Oleh karna itu, sebaiknya orang tua membantu  anak dalam hal mengatur jadwal istirahat bagi anak sehingga anak memiliki waktu tidur yang cukup.


Berdasarkan penelitian  mengatakan  bahwa lebih dari separuh anak-anak pernah mengalami berbicara dalam tidur mereka sesekali, lalu perilaku ini menjadi semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Kondisi mengigau yang kronis sampai ke masa dewasa dapat dianggap sebagai gangguan tidur,hal ini bisa disebabkan oleh stress dan faktor-faktor lainnya. Seperti jenis lain dari parasomnia, tidur sambil berjalan dan gigi yang bergemeretuk, mengikuti pola yang sama dengan yang dijumpai pada mengigau ini. Oleh karnanya langkah tepat dan bijak bagi orang tua untuk membantu mengatasi permasalah mengigau bagi anak sejak dini agar tidak berlanjut hingga ke masa dewasanya.

Rabu, 28 Maret 2012

Menjaga Kesehatan Gigi Anak Itu Penting Loch !



Alangkah senangnya para hati orang tua manakala melihat gigi pertama si buah hati tumbuh, begitu lucu dan sangat menggemaskan. Namun tidak hanya sampai disitu saja, justru ini adalah awal bagi Anda para orang tua untuk memperhatikan pertumbuhan gigi anak agar tumbuh sehat.
 
Kesehatan anak sangatlah penting, termasuk kesehatan gigi dan mulut karna hal ini akan berdampak pada proses perkembangan anak di tahapan berikutnya seperti tahapan anak belajar bahasa dan berbicara, tahapan social seperti penampilan, serta fungsi untuk mengunyah dan mencerna makanan. Hal ini akan sangat  mengganggu Anak, oleh karnanya dituntut peran aktif dari orang tua untuk memperhatikan perkembangan kesehatan gigi anak dengan menjaga pertumbuhan gigi susu anak hingga gigi tetap.
 
Permasalahan gigi pada anak seperti gigi keropos, berlubang atau  gusi bengkak mungkin saja terjadi, hal ini menjadi sebuah tugas bagi orang tua. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membantu anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, yakni :

  • Mengatur asupan makanan minuman yang dikonsumsi oleh anak, upayakan untuk menghindari dan membatasi makanan yang manis dan lengket karna mudah tertinggal pada gigi.
  • Rutin melakukan pemeriksaan gigi anak ke dokter gigi anak, sehingga anak merasa nyaman dan  terbiasa untuk menjaga kesehatan giginya dan tidak takut pergi ke dokter gigi.
  • Mengajarkan anak cara membersihkan mulut secara benar (dapat berupa penyikatan gigi, kumur-kumur, dan pembersihan gigi dengan kapas atau kain basah pada balita), lakukan hal ini secara  berulang-ulang sehingga tersimpan dalam memori anak.
  • Biasakan untuk membersihkan mulut setiap habis makan dan menjelang tidur, hal ini penting agar tidak ada makanan yang tersisa di dalam mulut anak.


Anak akan lebih memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan kebersihan mulut apabila lingkungan di sekitarnya melakukan hal yang sama. Untuk itu prilaku orang tua selaku lingkunga terdekat bagi anak, harus mencontohkan kebiasaan yang baik dan benar dalam menjaga kesehatan gigi sehingga anak terbiasa dalam pola hidup sehat hingga tahap perkembangan selanjutnya.

Selasa, 20 Maret 2012

WASPADAI KONSUMSI GULA TAMBAHAN PADA ANAK


Siapa yang tak suka rasa manis ?? hmm hampir setiap anak menyukai rasa ini. Namun apa jadinya apabila rasa manis yang konsumsi oleh anak berasal dari gula tambahan. Waspadai setiap jenis makanan yang diasup oleh anak anda baik itu berupa susu formula, cookies, snack, ice cream dan yang lainnya. Proses pemberian asupan makanan pada anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para orang tua terhadap anak dimasa pertumbuhannya. 
 
Seperti halnya gula murni, gula tambahan pun menyuguhkan rasa manis, namun bedanya pada gula tambahan hampir tidak memiliki kandungan nutrisi yang sebenarnya di perlukan oleh tubuh. Berbagai resiko disinyalir berimplikasi pada gangguan kesehatan seperti kegemukan (obesitas), permasalahan pada gigi, tekanan darah tinggi, stroke serta penyakit jantung.
 
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dicermati dalam pemberian asupan makanan pada anak :
  • Cermati jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, seperti cakes, cookies, permen, jus instan, susu formula dan lain sebagainya.
  • Perhatikan berbagai istilah yang mengindikasikan sumber gula, seperti glukosa, madu, maltose, malt syrup, sucrose, sirup, molasses, sirup jagung, dextrose, fructose, gula jagung serta gula merah.
  • Batasi jumlah asupan gula pada teh, susu, atau masakan yang diberikan pada anak, seperti kecap, salad dressing, saus barberque, yoghurt, cracker, pizza, saus pasta dan yang lainnya yang juga mengandung gula tambahan.

Selain dari beberapa point diatas sering pula kita menemukan istilah sugar free atau no added sugars dalam kemasan produk, berikut ini penjelasannya :
  • Sugar Free, artinya tak ada gula dalam makanan, meskipun kerap diganti pemanis buatan.
  • No Added Sugars, artinya tanpa gula atau gula ditambahkan selama proses pengolahan.

WHO  merekomendasikan agar pemberian asupan gula tambahan tetap dalam batas wajar, yaitu tidak melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi, untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak. Untuk itu marilah mulai dari sekarang kita memperhatikan dan mewaspadai secara selektif jenis makanan yang dikomsumsi oleh anak-anak kita agar dapat tumbuh sehat.


MENCERMATI KEBIASAAN BAYI


Tingkah laku bayi memang selalu menggemaskan, namun lain hal nya apabila ada prilaku tertentu dari seorang bayi yang dianggap menjadi suatu hal yang aneh yang terbawa hingga masa pertumbuhan akibat adanya pola kebiasaan. Kita mengetahui bersama bahwa sebuah prilaku dapat dipengaruhi oleh nature (bawaan) dan nurture (lingkungan), oleh karnanya hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar bayi tidak membawa prilaku yang buruk atau aneh di dalam proses masa pertumbuhannya kelak.


Sebuah kebiasaan terbentuk biasanya dimulai dari hal yang tidak disadari (unconscious) akan tetapi apabila hal itu terjadi berulang-ulang, maka bukan mustahil hal ini akan dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam kesadarannya (conscious) terlebih adanya penguatan dari lingkungan sekitar.


Seorang bayi yang mengalami sebuah tekanan seperti rasa cemas, cenderung melampiaskan pada sebuah perilaku tertentu dengan menyibukkan diri atau sebaliknya ia melakukannya untuk dapat menenangkan dirinya. Hal ini apabila kita cermati lebih jauh bisa kita liat dari apa yang menyebabkan dia melakukan tindakan tersebut, lalu apa yang dia lakukan ? dan dari mana prilaku tersebut ia tiru ? ingat bahwa seorang anak memiliki kemampuan untuk melakukan imitasi atau modeling dari lingkungan sekitarnya karna proses memory pada bayi pun sudah mulai berfungsi. Jadi Penting bagi para orang tua untuk benar-benar mencontohkan perilaku yang positif sejak dini pada bayi.


Sebagai contoh perilaku kebiasaan anak yang biasa kita temui adalah bayi yang suka menghisap ibu jarinya. Hal ini jika kita telusuri kemungkinan disebabkan oleh rasa cemas pada waktu bayi terhadap rasa laparnya. Perilaku ini dilakukan sebagai coping untuk menahan rasa lapar  yang dirasakan oleh bayi, yang akhirnya terbawa hingga tahapan perkembangan berikutnya hal ini apabila dibiarkan juga akan berpengaruh pada permasalahan dalam pertumbuhan gigi pada bayi.


Contoh lainnya adalah sikap mencari perhatian anak terhadap orang tuanya seperti menangis meraung-raung sambil memukul. Hal ini ditunjukan oleh bayi sebagai luapan emosi atas harapan yang tidak segera dipenuhi seperti saat mengompol bayi merasa tidak nyaman lalu bayi menangis keras namun orang tua tidak memperhatikan. Hal ini apabila terus dibiarkan akan memberikan dampak negative pada perkembangan prilaku anak di masa pertumbuhannya. Untuk itu peran orang tua dan lingkungan untuk selalu memperhatikan si buah hati sangatlah penting untuk membantu anak dalam mengatasi rasa cemas dengan cara yang lebih positif.

Jumat, 13 Januari 2012



INSPIRASI CERDAS UNTUK ANAK


 Selamat datang,

Terinpirasi dari pemikiran seorang tokoh Psikologi yang bernama Erik Homburger Erikson (dilahirkan di Frankfurt, Jerman, pada tahun 1902) dengan teorinya yang membahas tentang 8 tahapan perkembangan manusia, saya merasa tergerak untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan mencerdaskan para tunas bangsa di Indonesia.

Melalui media blog ini saya akan mempostingkan beragam article menarik serta penawaran produk-produk bermutu seputar kebutuhan anak dan orang tua. Besar harapan saya semoga blog ini bermanfaat bagi para orang tua sehingga dapat memberikan inspirasi positif dalam mengasuh putra-putrinya sesuai dengan harapan  terbaik yang diinginkan. 

Motto Kami
Berdayakan Potensi - Ciptakan Kreasi - Wujudkan Prestasi


Visi Kami
Menjadi media informasi edukasi untuk orang tua dan balita di Indonesia

Misi Kami
Berpartisipasi dalam membantu meningkatkan perkembangan psikologis, kognitif dan behavior bagi anak, dengan menyediakan sarana informasi dan produk bermutu dengan harga terjangkau.